MAKALAH PENYAKIT ASMA

BAB I

PENDAHULUAN

Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan  merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu aktiviti bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktiviti serta menurunkan kualiti hidup.

Saat ini berbagai penyakit baru bermunculan bahkan dengan tingkat berbahaya yang sangat tinggi hingga menelan banyak korban dan sangat disayangkan cukup banyak penyakit-penyakit paru yang timbul dan tidak ada obat yang dapat menyembuhkan secara tuntas. Penyakit asma tidak asing lagi di dunia medis, penyakit asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas).

Istilah asma berasal dari kata Yunani yang artinya terengah – engah dan berarti serangan napas pendek. Meskipun dahulu istilah ini digunakan untuk menyatakan gambaran klinis napas pendek tanpa memandang sebabnya, sekarang istilah ini hanya ditunjukan untuk keadaan – keadaan yang menunjukan respon abnormal saluran napas terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan napas yang meluas. Perubahan patofisiologi yang menyebabkan obstruksi jalan napas terjadi pada bronkus ukuran sedang dan bronkiolus yang berdiameter 1 mm. penyempitan jalan napas disebabkan oleh bronkospasme,edema mukosa dan hipersekresi mucus yang kental.

Organ Pernafasan merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Menurut Maslow kebutuhan O2 ditempatkan pada kebutuhan dasar yang paling utama. Dalam keadaan normal manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa oksigen lebih dari 4-5 menit (Barbara Kozier, 1995). Orang bernafas pada hakekatnya adalah untuk kelangsungan metabolisme sel agar dapat melakukan aktivitas secara adekuat. Proses pernafasan merupakan gabungan antara aktivitas  berbagai mekanisme yang berperan dalam proses suplai oksigen ke seluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida sebagai hasil dari pembakaran sel. Sesuai dengan fungsinya, yaitu menjamin tersedianya oksigen untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida hasil metabolisme sel secara terus menerus.

Kemajuan ilmu dan teknologi di belahan dunia ini tidak sepenuhnya diikuti dengan kemajuan penatalaksanaan asma, hal itu tampak dari  data berbagai negara yang menunjukkan peningkatan kunjungan ke darurat gawat, rawat inap, kesakitan dan bahkan kematian karena asma. Berbagai argumentasi diketengahkan seperti perbaikan kolektif data, perbaikan diagnosis dan deteksi perburukan dan sebagainya. Akan tetapi juga disadari masih banyak permasalahan akibat keterlambatan penanganan baik karena penderita maupun dokter (medis). Kesepakatan bagaimana menangani asma dengan benar yang dilakukan oleh National Institute of Heallth National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) bekerja sama dengan World Health Organization (WHO) bertujuan memberikan petunjuk bagi para dokter dan tenaga kesehatan untuk melakukan penatalaksanaan asma yang optimal sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian asma. Petunjuk penatalaksanaan yang telah dibuat dianjurkan dipakai di seluruh dunia disesuaikan  dengan kondisi  dan permasalahan negara masing-masing. Dewasa ini penatalaksanaan penyakit harus berdasarkan bukti medis (evidence based medicine).

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ASMA

Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Dalam Pendapat Lain Asma dapat diartikan:

  • Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
  • Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).
  • Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).

Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.

B. PENYEBAB ASMA

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: – kontraksi otot polos – peningkatan pembentukan lendir – perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara. Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.[1]

Faktor Risiko pada asma

Faktor penjamu :

  • Prediposisi genetik
  • Atopi
  • Hiperesponsif jalan napas
  • Jenis kelamin
  • Ras/ etnik Alergen di dalam ruangan

Faktor lingkungan :

Alergen di dalam ruangan

·      Mite domestik

·      Alergen binatang

·      Alergen kecoa

·      Jamur (fungi, molds, yeasts)

Alergen di luar ruangan

·      Tepung sari bunga

·      Jamur (fungi, molds, yeasts)

Bahan di lingkungan kerja

Asap rokok

  •   Perokok aktif
  •   Perokok pasif

Polusi udara

  •     Polusi udara di luar ruangan
  •     Polusi udara di dalam ruangan

Infeksi pernapasan

  • ·      Hipotesis higiene

Infeksi parasit

Status sosioekonomi

Besar keluarga

Diet dan obat

Obesiti

C. GEJALA ASMA

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca dingin.[2]

Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang berbunyi (mengi, bengek), batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.

Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-satunya gejala. Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.

Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna,

Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita.

D. JENIS-JENIS ASMA

Asma sering dicirikan sebagai alergi , idiopatik/non alergi, serta gabungan.

1. Asma alergi

Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari , binatang, amarah, makanan, jamur). Kebanyak allergen terdapat di udara dan musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga yang allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic. Pemajanan terhadap allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak dengan asma allergic sering dapat mengatasi kondisi sampai masa remaja.

2. Asma idiopatik / non allergic

Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.faktor – factor,seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.beberapa agen farmakologi, seperti aspirin dan agen anti inflamasi nonsteroid lain, pewarna rambut, antagonis beta – adrenergic, dan agen sulfit (pengawet makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma idiopatik atau non allergic menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronis dan emfisema.

3. Asma Gabungan

Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk allergic maupun bentuk ideopatic atau non allergic.

E. DIAGNOSA ASMA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan. Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test.

F. PENGOBATAN ASMA

Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan.

Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.

Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.

Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.

Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.

Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).

Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali mengonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang.

Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.

Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa menyebabkan:

1. gangguan proses penyembuhan luka

2. terhambatnya pertumbuhan anak-anak

3. hilangnya kalsium dari tulang

4. perdarahan lambung

5. katarak prematur

6. peningkatan kadar gula darah

7. penambahan berat badan

8. kelaparan

9. kelainan mental.

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.

Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.

Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.

Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).

PENGOBATAN UNTUK SERANGAN ASMA

Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernapasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda.

Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak napas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita. Pengobatan asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit dan aminophyllins theophylline) melalui infus intravena.

Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan corticosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah). Pada serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik.

Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan:

1. pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah

2. pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter)

3. pemeriksaan rontgen dada.

PENGOBATAN JANGKA PANJANG

Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.

Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan theophylline per-oral.

G. PENCEGAHAN ASMA

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga. Selain itu Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Penyebab yang mungkin dapat saja bantal, kasur, pakaian jenis tertentu, hewan peliharaan kuda, detergen, sabun , makanan tertentu, jamur dan serbuk sari. jika serangan berkaitan dengan musim maka serbuksari dapat menjadi dugaan kuat. Upaya harus dibuat untuk menghindari agen penyebab kapan saja memungkinkan. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.

Pencegahan asma pada kehamilan :

Pencegahan asma meliputi pencegahan primer yaitu mencegah tersensitisasi  dengan bahan  yang menyebabkan asma, pencegahan sekunder adalah mencegah yang sudah tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi asma; dan pencegahan tersier adalah mencegah agar tidak terjadi serangan / bermanifestasi klinis asma pada penderita yang sudah menderita asma.

Pencegahan Primer

Perkembangan respons imun jelas menunjukkan bahwa periode prenatal dan perinatal merupakan periode untuk diintervensi dalam melakukan pencegahan primer penyakit asma. Banyak faktor terlibat dalam meningkatkan atau menurunkan sensitisasi alergen pada fetus, tetapi pengaruh faktor-faktor  tersebut sangat kompleks dan bervariasi dengan usia gestasi, sehingga pencegahan primer waktu ini adalah belum mungkin. Walau penelitian ke arah itu terus berlangsung dan menjanjikan.

Periode prenatal

Kehamilan trimester ke dua yang sudah terbentuk cukup sel penyaji antigen (antigen presenting cells) dan sel T yang matang, merupakan saat fetus tersensisitasi alergen dengan rute yang paling mungkin adalah melalui usus, walau konsentrasi alergen yang dapat penetrasi ke amnion adalah penting. Konsentrasi alergen yang rendah lebih mungkin menimbulkan sensitisasi  daripada konsentrasi tinggi. Faktor konsentrasi alergen dan waktu pajanan sangat mungkin berhubungan dengan terjadinya sensitisasi atau toleransi imunologis.

Penelitian menunjukkan menghindari makanan yang bersifat alergen pada ibu hamil dengan risiko tinggi, tidak mengurangi risiko melahirkan bayi atopi,  bahkan makanan tersebut menimbulkan efek yang tidak diharapkan pada nutrisi ibu dan fetus. Saat ini, belum ada pencegahan primer yang dapat direkomendasikan untuk dilakukan.

Periode postnatal

Berbagai upaya menghindari alergen sedini mungkin dilakukan terutama difokuskan pada makanan bayi seperti menghindari protein susu sapi, telur, ikan, kacang-kacangan. Sebagian besar studi menunjukkan mengenai hal tersebut, menunjukkan hasil yang inkonklusif (tidak dapat ditarik kesimpulan). Dua studi dengan tindak lanjut yang paling lama menunjukkan efek transien dari menghindari makanan berpotensi alergen dengan dermatitis atopik. Dan tindak lanjut lanjutan menunjukkan berkurangnya bahkan hampir tidak ada efek pada manifestasi alergik saluran napas, sehingga disimpulkan bahwa upaya menghindari alergen makanan sedini mungkin pada bayi tidak didukung oleh hasil. Bahkan perlu dipikirkan memanipulasi dini makanan berisiko menimbulkan gangguan tumbuh kembang. Diet menghindari antigen pada ibu menyusui risiko tinggi, menurunkan risiko dermatitis atopik pada anak, tetapi dibutuhkan studi lanjutan .

Menghindari aeroelergen pada bayi dianjurkan dalam upaya menghindari sensitisasi. Akan tetapi beberapa studi terakhir menunjukkan bahwa menghindari pajanan dengan kucing sedini mungkin, tidak mencegah alergi; dan sebaliknya kontak sedini mungkin dengan kucing dan anjing kenyataannya mencegah alergi lebih baik daripada menghindari binatang tersebut. Penjelasannya sama dengan hipotesis hygiene, yang menyatakan hubungan dengan mikrobial sedini mungkin menurunkan penyakit alergik di kemudian hari. Kontroversi tersebut mendatangkan pikiran bahwa strategi pencegahan primer sebaiknya didesain dapat menilai keseimbangan sel Th1dan Th2, sitokin dan protein-protein yang berfusi dengan alergen.

Pencegahan primer di masa datang akan berhubungan imunomodulasi menggunakan sel Th1 ajuvan, vaksin DNA, antigen yang berkaitan dengan IL-12 atau IFN-g, pemberian mikroorganisme usus yang relevan melalui oral (berhubungan dengan kolonisasi flora mikrobial usus). Semua strategi tersebut masih sebagai hipotesis dan membutuhkan penelitian yang tepat.

Asap rokok lingkungan (Enviromental tobacco smoke/ ETS)

Berbagai studi dan data menunjukkan bahwa ibu perokok berdampak pada kesakitan saluran napas bawah pada anaknya sampai dengan usia 3 tahun, walau sulit untuk membedakan kontribusi tersebut pada periode prenatal atau postnatal.  Berbagai studi menunjukkan bahwa ibu merokok selama kehamilan akan mempengaruhi perkembangan paru anak, dan bayi dari ibu perokok, 4 kali lebih sering mendapatkan gangguan mengi dalam tahun pertama kehidupannya.Sedangkan hanya sedikit bukti yang mendapatkan bahwa ibu yang merokok selama kehamilan berefek pada sensitisasi alergen. Sehingga disimpulkan merokok dalam kehamilan berdampak pada perkembangan paru, meningkatkan frekuensi gangguan mengi nonalergi pada bayi, tetapi mempunyai peran kecil pada terjadinya asma alergi di kemudian hari. Sehingga jelas bahwa pajanan asap rokok lingkungan baik periode prenatal maupun postnatal (perokok pasif) mempengaruhi timbulnya gangguan/ penyakit dengan mengi. 

Pencegahan sekunder

Sebagaimana di jelaskan di atas bahwa pencegahan sekunder mencegah yang sudah tersensitisasi untuk tidak berkembang menjadi asma. Studi terbaru mengenai pemberian antihitamin H-1 dalam menurunkan onset mengi pada penderita anak dermatitis atopik. Studi lain yang sedang berlangsung, mengenai peran imunoterapi dengan alergen spesifik untuk menurunkan onset asma.

Pengamatan pada asma kerja menunjukkan bahwa menghentikan pajanan alergen sedini mungkin pada penderita yang sudah terlanjur tersensitisasi dan sudah dengan gejala asma, adalah lebih menghasilkan pengurangan /resolusi total dari gejala daripada jika pajanan terus berlangsung.

Pencegahan Tersier

Sudah asma tetapi mencegah terjadinya serangan yang dapat  ditimbulkan oleh berbagai jenis pencetus. Sehingga menghindari pajanan pencetus akan memperbaiki kondisi asma dan menurunkan kebutuhan medikasi/ obat.

H. SENAM ASMA

Senam asma merupakan salah satu pilihan olah raga yang tepat bagi penderita asma, karena senam asma bermanfaat untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan juga meningkatkan kemampuan benapas.

Selain senam asma, masih ada beberapa pilihan olahraga lain, di antaranya berenang dan jalan santai (jogging). Namun perlu diperhatikan pula faktor pemicu asma anda, jika asma muncul karena udara dingin, hindari berenang di kolam dengan suhu rendah atau melakukan jogging di pegunungan.

Manfaat dan Tujuan Senam Asma

Senam asma juga merupakan salah satu penunjang pengobatan asma karena keberhasilan pengobatan asma tidak hanya ditentukan oleh obat asma yang dikonsumsi, namun juga faktor gizi dan olah raga. Bagi penderita asma, olah raga diperlukan untuk memperkuat otot-otot pernapasan.

Senam asma bertujuan untuk:

  • Melatih cara bernafas yang benar.
  • Melenturkan dan memperkuat otot pernafasan.
  • Melatih ekspektorasi yang efektif. 
  • Meningkatkan sirkulasi.
  • Mempercepat asma yang terkontrol.
  • Mempertahankan asma yang terkontrol.
  • Kualitas hidup lebih baik.

Senam asma tidak boleh dilakukan sembarangan. Ada syarat-syarat bagi mereka yang akan melakukan senam asma, yaitu: tidak dalam serangan asma, sesak dan batuk, tidak dalam serangan jantung, dan tidak dalam keadaan stamina menurun akibat flu atau kurang tidur dan baru sembuh.

Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan tubuh. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat penekanan di dalam program pendidikan jasmani,terutama karena tuntutan fisik yang dipersyaratkannya, seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu, senam juga menyumbang besar pada perkembangan gerak dasar fundamental yang penting bagi aktivitas fisik cabang olahraga.

Senam adalah upaya mempertahankan kondisi baik fisik maupun mental sehari-hari.Gerakan senam selain berfungsi sebagai pemeliharaan kelenturan otot dan syaraf juga sebagai metode peregangan/pemanasan sebelum latihan berat. Gerakan senam ditambah dengan olah pemanasan dapat pula membantu mengurangi kelelahan dan memberikan perasaan rekreatif/relexasi terhadap mental sehingga berfungsi sebagai pereda ketegangan/stress jelas benar, terutama senam yang dilaksanakan secara  sungguh-sungguh dan teratur.

Senam pernafasan adalah suatu olahraga pernafasan untuk melatih pernafasan dalam dimana,manfaatnya untuk memberi keseimbangan energi, pikiran dan tubuh, melatih kelenturan tubuh, dan dapat memperpanjang umur. Contoh relaksasi : Lakukan senam pernafasan ini sambil berbaring terlentang dengan lengan di samping, telapak tangan menghadap ke atas, dan kedua kaki sedikit terbuka. Pejamkan mata dan coba menarik nafas dalam-dalam untuk menghilangkan semua ketegangan.

Senam napas sehat adalah terapi latihan untuk penderita asma inipun kurang aktif bila tidak dilakukan di rumah oleh penderita asma itu sendiri.Dengan senam napas sehat penderita akan mendapatkan pola latihan tertentu,berkelompok sehingga lebih bersemangat untuk melakukannya.

Senam asma adalah senam yang diciptakan khusus untuk penderita asma yang gerakan-gerakannya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan penderita berdasarkan berat atau ringannya penyakit asma. Pada penderita asma obat saja belum cukup, olahraga / latihan sangat diperlukan untuk mengontrol asthma. Senam asthma merupakan salah satu upaya untuk pengobatan dan pencegahan bagi penderita asthma.

Senam asma juga berguna untuk mempertahankan dan atau memulihkan kesehatan. Senam asma yang dilakukan secara teratur akan menaikkan volume oksigen maksimal, selain itu dapat memperkuat otot-otot pernafasan sehingga daya kerja otot jantung dan otot lainnya jadi lebih baik.

Rangkaian dan Frekwensi Senam Asma

Rangkaian senam asma pada prinsipnya untuk melatih memperkuat otot-otot pernafasan agar penderita asma lebih mudah melakukan pernafasan dan ekspektorasi.  Senam asma sebaiknya dilakukan rutin 3-4 kali seminggu dan setiap kali senam ± 30 menit. Senam asma akan memberikan hasil bila dilakukan selama 6-8 minggu.

Senam asma tidak berbeda dengan senam pada umumnya. Berikut rangkaian senam Asma:

Rangkaian senam asma

1. PemanasanDimulai dengan pemanasan
2. latihan Inti

Latihan inti A :

Bertujuan untuk melatih cara bernafas yang efektif bagi penderita asma. Dengan cara menarik nafas dan mengeluarkan nafas. Proses pengeluaran nafas lebih lama 2 hitungan.
Latihan inti B:

Bertujuan untuk melepaskan otot-otot pernafasan. Dengan irama yang ritmis, otot-otot akan menjadi santai, sehingga mempermudah pernafasan dan ekspektorasi.3. AerobikAerobik dilakukan supaya tubuh dapat menghasilkan pembakaran O2 tinggi untuk meningkatkan hembusan napas. Dan disesuaikan dengan kondisi dan usia peserta senam asma4. PendinginanDiakhiri pendinginan. alam pendinginan, dilakukan gerakan-gerakan lambat agar otot-otot kembali seperti keadaan semula yaitu dengan menggerakkan tangan sambil menarik napas pelan-pelan.

 Berikut beberapa gerakan senam asma yang dapat dilakukan dirumah

1. Posisi Doa

Berdiri tegak dengan tangan lurus di samping badan (sikap sempurna), lalu

tundukkan kepala.

2. Gerakan Pemanasan

  1. Berdiri tegak lalu lakukan jalan ditempat dengan mengangkat kaki minimum 20 cm dari lantai sambil melenggangkan tangan. Lakukan gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.
  2. Berdiri tegak, lalu lakukan gerakan lari di tempat sambil meng ayunkan lengan dengan posisi kedua siku menekuk. Lakukan sampai 3 x 8 hitungan.
  3. Berdiri tegak, lalu lakukan kembali gerakan jalan di tenpat sampai 3 x 8 hitungan.
  4. Letakkan kedua tangan di pinggang. Tundukkan kepala, kemudian tegakkan kembali. Lakukan gerakan menunduk dan menegakkan kepala ini bergantian sampai 3 x 8 hitungan.
  5. Letakkan kedua tangan di pinggang. Palingkan muka ke kanan, kembali lurus ke depan, kemudian palingkan ke kiri dan kembali lurus ke depan. Lakukan gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.
  6. Letakkan kedua tangan di pinggang, miringkan kepala ke kanan kemudian kembali tegak. Selanjutnya miringkan kepala ke kiri dan kembali tegak. Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 3 x 8 hitungan.
  7. Letakkan tangan lurus di samping tubuh, kaki dibuka s elebar bahu. Ayunkan tangan kanan lurus ke atas sehingga telapaknya menghadap ke arah badan dan ayunkan tangan kiri ke belakang dengan telapak menghadap ke belakang. Lakukan hal tersebut pada hitungan 1 -4, lalu lakukan gerakan sebaliknya pada hitungan 5-8. Lakukan gerakan-gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.
  8. Letakan kedua tangan di bahu, buka kaki selebar bahu. Pada hitungan 1 -4 putar bahu ke depan, seperti putaran roda. Lakuakn gerakan sebaliknya pada hitungan 5-8. Lakukan di atas bergantian sampai 3 x 8 hitungan.
  9. Posisikan kedua tangan lurus di samping badan, buka kaki selebar bahu. Tepukkan tangan di atas kepala, lalu kembali ke posisi semula sambil menepuk paha samping luar. Lakukan gerakan trsebut berulang sampai 3 x 8 hitungan.
  10. Posisikan kedua tangan di pinggang, buka kaki selebar bahu. Putar pinggul searah jarum jam pada hitungan 1-4. Pada hitingan 5-8, putar pinggul berlawanan dengan arah jarum jam. Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 3 x 8 hitungan.
  11. Rapatkan kedua kaki, lalu letakkan kedua tangan di pinggang. Hentakkan tungkai kaki kanan dan kiri ke depan dengan posisi sendi pergelangan kaki 900 secara bergantian. Selanjutnya, hentakkan tungkai kaki kanan dan kiri ke arah samping (secara bergantian). Terakhir, hentakkan ke arah belakang (sec ara bergantian). Lakukan gerakan tersebut masing -masing 1 x 8 hitungan.
  12. Lakukan kembali jalan di tempat sampai 2 x 8 hitungan.
  13. Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus di samping badan, lalu angkat kedua tangan ke atas sambil menarik napas sampai hitungan 2 . Pada hitungan 3-8, turunkan kedua tangan sambil menghembuskan napas.
  14. Melakukan gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.

3. Gerakan Peregangan

  1. Buka kaki selebar bahu. Luruskan tangan kanan ke depan, sedangkan tangan kiri memegang siku tangan kanan, lalu tarik siku tangan kanan ke arah tangan kiri sampai tangan kanan menyentuh dada. Tahan gerakan ini sampai hitungan ke 4.
  2. Pada hitungan 5-8 kembalikan ke sikap awal secara perlahan -lahan. Selanjutnya lakukan gerakan sebaliknya (posisi tangan kanan memegang siku ta ngan kiri). Buka kaki selebar bahu, lalu angkat tangan kanan ke atas sampai tangan rileks di belakang kepala, kemudian pegang sikunya dengan tangan kiri. Tarik siku tangan kanan ke belakang pada hitungan 1, lalu tahan mulai hitungan 2 -4. Kembalikan ke sikap awal secara perlahan-lahan, pada hitungan 5-8.
  3. Selanjutnya lakukan gerakan sebaliknya (posisi tangan kanan memegang siku tangan kiri).

4. Gerakan Inti A

Pada prisipnya setiap gerakan pada gerakan inti A selalu didikuti dengan menarik dan mengeluarkan naps dalam. Gerakan menarik napas dilakukan melalui hidung, lalu napas dikeluarkan melalui mulut, seperti orang yang meniup lilin. Waktu yang diperlukan untuk menarik napas lebih pendek daripada untuk mengeluarkan napas.

Berikut ini gerakan-gerakan yang dilakukan pada gerakan inti A.

  1. Buka kaki selebar bahu, lalu letakkan tangan di pinggang. Pada hitungan 1, tegakkan kepala dan busungkan dada. S elanjutnya, tudukkan kepala pada hitungan 2-4. Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 2 x 8 hitungan.
  2. Tangan masih di atas pinggang dan kaki dibuka selebar bahu. Palingkan muka ke kanan pada hitungan 1, lalu pada hitungan 2 arahkan kembali muka ke depan dan tahan sampai hitungan 4. Pada hitungan 5 palingkan mula kekiri, lalu pada hitungan 6-8 arahkan kembali ke depan. Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 3 x 8 hitungan.
  3. Buka kaki selebar bahu dan kedua tangan lurus di sampaing tubuh. Pada hitungan 1, angkat bahu kanan, lalu turunkan kembali pada hitungan 2 -4. Lakukan hal yang sama untuk bahu kiri. Lakukan gerakan tersebut bergantian sampai 3 x 8 hitungan.
  4. Rapatkan kedua kaki dan tangan lurus di samping tubuh. Putar bahu kebelakang dengan siku sedikit tertekuk pada hitungan 1-3, lalu hentakkan kedua tangan ke belakang pada hitungan 4. Pada hitungan 5 -7, putar kembali bahu ke depan, lalu pada hitungan 8 hentakkan tangan ke depan. Lakukan gerakan tersebut bergantian smpai 3 x 8 hitungan.
  5. Buka kaki selebar bahu dan kedua tangan lurus di samping tubuh. Pada hitungan 1, angkat kedua tangan ke atas sejajar telinga hingga membentuk huruf v. Pada hitungan 2-4 kembalikan tangan pada posisi semula. Lakukan gerakan tersebut sampai 3 x 8 hitungan.
  6. Buka kaki selebar bahu, lalu angkat kedua tangan lurus ke depan setinggi bahu sehingga telapak tangan menghadap ke depan. Tarik kedua tangan ke belakang pada hitungan 1 sambil menekuk lutut dan tangan di kepalkan. Pada hitungan 2-4 kembali ke posisi semula dengan posisi tangan seperti mendorong. Lakukan gerakan di atas sampai 3 x 8 hitungan.
  7. Buka kaki selebar bahu, lalu angkat kedua tangan lurus ke depan setinggi bahu sehingga telapak tangan menghadap ke depan. Pada hitungan 1, gerakan tangan kanan ke arah samping, lalu pada hitungan 2-4 kembalikan ke posisi semula.
  8. Lakukan hal yang sama untuk tangan kiri dan lakukan bergantian sampai 3 x 8 hitungan.

5. Gerakan Inti B

  1. Buka kaki selebar bahu, lalu letakkan kedua tangan pada bahu. Luruskan tangan kanan ke atas, lau turunkan kembali. Selanjutnya, luruskan pula tangan kiri ke atas dan turunkan kembali. Lakukan gerakan-gerakan ini bergantian sampai 4 x 8 hitungan.
  2. Letakkan kedua tangan lurus di samping tubuh. Lemparkan tangan kanan ke depan atas dan tangan kiri ke belakang, lalu la kukan gerakan sebaliknya sehingga tangan kiri yang diatas dan tangan kanan yang mengayun ke belakang. Lakukan sampai 4 x 8 hitungan.
  3. Buka kaki selebar bahu, lalu posisikan kedua tangan yang sikunya menekuk 900 di samping tubuh. Dorong kedua tangan lurus ke atas sampai menyerong tubuh ke kanan, lalu tarik posisi tangan ke posisi semula. Dorong kembali kedua tangan sambil menyerongkan tubuh kekiri. Lakukan gerakan trsebut masing -masing 1 x 8 hitungan.
  4. Lakukan jalan di tempat sebanyak 2 x 8 hitungan, kemudian lakukan kembali jalan di tempat sambil menarik napas sampai 3 x 8 hitungan.
  5. Buka kaki selebar bahu dan letakkan kedua tanan lurus ke samping tubuh. Silangkan kedua tangan di depan tubuh, hentakkan kaki kanan ke depan sampai tumitnya menyentuh lantai sambil merendahkan badan. Selanjutnya, kembali ke posisi tegak sambil tangan direntangkan. Lakukan gerakan yang sama untuk kaki kiri, lakukan bergantian kanan dan kiri sampai 4 x 8 hitungan.
  6. Rapatkan kedua kaki sambil menyilangkan tangan kanan di atas tangan kiri di depan dada. Rentangkan kedua tangan ke samping tubuh sambil melemparkan tungkai kaki kanan ke samping, lalu kembali ke posisi semula. Lakukan hal yang  sama untuk kaki kiri secara bergantian hingga 4 x 8 hitungan.
  7. Rapatkan kedua kaki, lalu silangkan ke dua tangan di depan dada dengan posisi tengan kanan di atas tangan kiri. Rentangkan kedua tangan ke samping, seperti berenang dengan gaya katak, lalu serongkan kaki kanan ke samping. Kembalikan seperti posisi semula dan lakukan gerakan yang sama dengan arah yang berlawanan berganti-ganti sampai 4 x 8 hitungan. Selingi dengan jalan di tempat sampai 2 x 8 hitungan, kemudian lakukan kembali jalan di tempat sambil menarik napas sampai 3 x 8 hitungan.
  8. Berdiri dengan kedua kaki rapat, lalu angkat kedua tangan ke atas dengan posisi siku menekuk 900C. Gerakan kedua tangan tersebut ke depan dan angkat kaki kanan sampai panggul menekuk membentuk sudut 900C, lalu kembali ke posisi awal. Lakukan pula gerakan yang sama untuk kaki kiri. Lakukan secara bergantian sampai 4 x 8 hitungan.
  9. Buka kedua kaki agak lebar, lalu rentangkan kedua tangan lurus ke samping. Dorong tangan kiri kea rah kanan, sedangkan tangan kanan menyentuh lutut kiri yang agak ditekuk. Lakukan pula gerakan yang sama dengan arah berlawanan secara bergantian sampai 4 x 8 hitungan.
  10. Selingi dengan jalan di tempat sampai 2 x 8 hitungan, kemudian lakukan
  11. kembali jalan di tempat sambil menarik napas sampai 3 x 8 hitungan.

6. Gerakan Aerobik

  1. Sambil berlari di tempat, luruskan kedua tangan ke depan, lalu kembali kan ke pundak. Selanjutnya, ulurkan kedua tangan ke samping dan kembalikan ke pundak. Lakukan gerakan tersbut bergantian sampai 2 x 8 hitungan, setiap hitungan jatuh pada kaki kanan. Selingi dengan jalan di tempat sampai 2 x 8 hitungan, kemudian
  2. Lakukan kembali jalan di tempat sambil menarik napas sampai 3 x 8 hitungan.
  3. Lakukan lari di tempat dengan posisi tubuh condong ke depan sehingga salah satu kaki terlempar ke belakang dan lutut kaki yang lain dalam posisi lurus. Pandangan mata ke bawah dan kedua tang an bebas bergerak mengikuti irama berlari. Lakukan gerakan yang sama untuk kaki yang lain secara bergantian sampai 2 x 8 hitungan.
  4. Lakukan lari di tempat dengan posisi tubuh condong ke belakang sehingga salah satu kaki terlempar ke depan dan lutut kaki yan g lain dalam posisi lurus. Kedua tangan bebas bergerak dan pandangan ke atas. Lakukan gerakan ini sampai 2 x 8 hitungan.
  5. Lakukan lari ditempat dengan posisi tubuh tegak sambil melemparkan kedua kaki ke samping kanan dan kaki kiri bergantian.  Kedua tangan bebas mengikuti irama berlari. Lakukan gerakan ini bergantian sampai 2 x 8 hitungan.
  6. Lakukan lari ditempat dengan posisi tubuh tegak sambil melemparkan kaki kanan agak serong ke kiri dan kaki kiri dilemparkan agak serong kanan. Lakukan gerakan ini bergantian sampai 2 x 8 hitungan.
  7. Berdiri dengan kedua kaki agak rapat, lalu letakkan kedua tangan di atas pundak. Jatuhkan kaki kanan satu langkah ke samping dengan kedua tangan lurus ke samping setinggi bahu, lalu gerakan kaki kiri mengikuti langkah kaki kanan sambil kedua tangan kembali ke pundak. Jatuhkan kaki kiri satu langkah ke samping dengan kedua tangan diangkat lurus ke samping, lalu gerakan kaki kanan mengikuti sambil meletakkan tangan kembali hingga ke posisi awal. Lakukan sampai 2 x 8 hitungan.

7. Gerakan Pendinginan (cooling down)

a. Berdiri tegak dengan kaki dibuka selebar bahu, lau jalin kedua tangan di belakang kepala. Tekan kepala ke belakang pada hitungan 1, lalu tahan dengan

kedua tangan pada hitungan 2-4. Pada hitungan 5-8, kembalikan ke posisi semula secara perlahan.

b. Buka kaki selebar bahu, lalu topang dagu dengan tangan kanan, tangan kiri diletakkan di samping tubuh. Dorong dagu kekiri dengan tangan kanan pada hitungan 1, lalu tahan gerakan ini sampai hitungan 4. Pada hitungan 5 -8, kembalikan secara perlahan-lahan ke posisi semula.

c. Buka kaki selebar bahu, lalu luruskan tangan kanan ke depan dengan tangan kiri memegang siku kanan. Dorong siku kanan dengan tanagn kiri sampai

menyentuh dada pada hitungan 1, lalu tahan gerakan ini sampai hitungan 4. Pada hitungan 5-8, kembalikan secara perlahan-lahan ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama dengan arah berlawanan.

d. Buka kaki selebar bahu, lalu luruskan tangan kanan ke atas rileks di belakang kepala dan sikunya dipegang oleh tangan kiri. Pada hitungan 1, t arik siku kanan

kebelakang dan tahan gerakan ini sampai hitungan 4. Pada hitungan 5 -8, kembalikan secara perlahan-lahan ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama dengan arah berlawanan.

e. Buka kaki selebar bahu, lalu lipat kedua angan di depan dada hingga jari-jarinya beradu. Pada hitungan 1, putar tubuh ke kanan dengan panggul dan wajah tetap menghadap ke depan, lalu tahan gerakan ini sampai hitungan 4. pada hitungan 5-8, kembalikan secara perlehan-lahan ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama dengan arah berlawanan.berdiri dengan kedua kaki rapat, laluletakkan keduatangan lurus di samping. Pada hitungan 1, langkahkan kaki kanan ke depan sampai tumitnya menempel pada lantai. Rendahkan badan sambil menekuk lutut kiri dan sndi panggul kanan, kedua tangan bertumpu pada paha kanan. Tahan samapai hitungan 4 dengan posisi tubuh dan kepala tetap lurus. Pada hitungan 5-8, krmbalikan secara perlahan-lahan ke posisi semula. Lakukan gerakan yang sama demngan arah berlawanan.

f. Buka kaki selebar bahu sambil merapatkan kedua tangan diatas perut. Pada hitungan 1, tarik napas sambil menggembungkan otot perut. Selanjutnya, hembuskan napas pada hitungan 2 -4 sambil mengecilkan perut yang dibantu dengan takanan kedua tangan. Hitungan ke -5, tarik napas kembali sama seperti gerakan sebelumnya, lalu hembuskan kembali. Lakukan sampai 2 x 8 hitungan.

g. Buka kaki selebar bahu, lalu luruskan kedua tangan ke depan setinggi bahu. Turunkan badan dengan menekuk lutut sedikait pada hitungan 1, lalu tahan gerakan ini sampai hitungan 4. pada hitungan 5-8, kembaliakn secara perlahanlahan ke posisi semula. Lakukan sampai 2 x 8 hitungan.

h. Buka kaki selebar bahu dengan kedua tangan lurus kesamping tubuh. Tarik napas pada hitungan 1, lalu tahan pada hitungan 2 -4. pada hitungan 5, hembuskan napas keluar sambil menepuk paha bagian samping terik napas kembali, lalu tahan sepeti gerakan sebelumnya, kemudian keluarkan napas sambil menepuk dada bagian smping. Terakhir, dorong kedua lengan ke depan sambil menghembuskan napas. Selanjutnya, lakukan kembali posisi doa.

BAB III

PENUTUP

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :

  • Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma
  • Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
  • Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
  • Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
  • Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri.

Pengobatan secara teratur dari dokter dengan dosis dan jenis obat yang tepat sangat membantu penderita penyakit ini sehingga mampu hidup normal setara atau mendekati fungsi paru manusia lain yang tidak menderita penyakit asma bronkiale.

Senam asma sangat dianjurkan untuk memperkuat fungsi paru dan otot-otot pernafasan penderita asma bronkiale.

DAFTAR PUSTAKA

  • Mansjoer, Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : EGC
  • Price,Sylvia Anderson.2005.patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.edisi 6. Volume 2. Jakarta : EGC
  • Price,Sylvia Anderson.2005.patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.edisi 6. Volume1. Jakarta : EGC
  • Smeltzer, Suzanne C.2001.buku ajar keperawatan medical bedah brunner & suddarth. Jakarta :EGC
  • Somantri, Irman.2009.asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan system pernafasan. Jakarta : salemba medika
  • Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta.
  • Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC
  • Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.
  • Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
  • Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC

Tentang Aep Nurul Hidayah https://www.youtube.com/c/aepnurulhidayah

https://www.youtube.com/c/aepnurulhidayah
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar