SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL DAN TANTANGAN MASA DEPAN

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit.Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat penting untuk segera diterapkan. Hal ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan yang ada dalam data medik pasien maupun data-data administrasi yang ada di rumah sakit. Namun menyediakan SIM bukanlah hal yang mudah, terutama jika dikaitkan dengan biaya pengadaan SIM yang relatif sangat besar.

Penerapan sistem informasi pada suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan yang matang. Bila dilakukan secara tergesa-gesa tanpa melakukan perencanaan terlebih dahulu dikhawatirkan akan memakan biaya yang mahal, kemungkinan ada biaya baru baik untuk riset kelayakan dan lain-lain akan menambah biaya selanjutnya. Dalam penerapan sistem informasi maka masalah finansial merupakan faktor yang sangat penting.

Sistem Informasi Manajemen yang dimaksudkan adalah suatu sistem yang telah berbasiskan komputer untuk mengolah data-data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki rumah sakit.Selama ini jika kita bicara tentang rumah sakit, yang paling mudah diingat adalah pelayanannya yang tidak memuaskan ketika melakukan administrasi atau waktu yang terlalu yang dibutuhkan oleh perawat untuk mencari data-data medik pasien.
Beberapa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh pihak Rumah Sakit yang disebabkan oleh system informasi yang belum dikelola dengan baik adalah pencatatan yang berulang yang menyebabkan penduplikasian data, data yang belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data masih dilakukan secara manual sehingga banyak terdapat kesalahan dan informasi terlambat disebarkan. Oleh karena system informasi manajemen untuk Rumah Sakit sangat perlu dilakukan agar dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, dapat menyajikan laporan akurat sehingga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.

  • Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pengertian sistem informasi kesehatan, dan bagaimana pengertian sistem informasi kesehatan rumah sakit ?
  2. Apa tujuan dan manfaat sistem informasi kesehatan
  3. Apa prinsip dan peranan sistem informasi kesehatan
  4. Bagaimana sistem informasi kesehatan dimasa depan
  5. Apa pengertian sistem informasi kesehatan nasional?
  6. Bagaimana hubungan sistem informasi kesehatan rumah sakit dalam sistem informasi kesehatan nasional ?
  7. Apa kelebihan dan kekurangan sistem informasi kesehatan nasional?
  8. Ruang lingkup sistem informasi kesehatan?
  9. Bagaiman konsep pengembangan system informasi kesehatan?
  10. Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada system informasi rumah sakit?
  • Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan, dan bagaimana pengertian sistem informasi kesehatan rumah sakit ?
  2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat sistem informasi kesehatan
  3. Untuk mengetahui prinsip dan peranan sistem informasi kesehatan
  4. Untuk mengetahui sistem informasi kesehatan dimasa depan
  5. Untuk mengetahui pengertian sistem informasi kesehatan nasional.
  6. Untuk mengetahui hubungan sistem informasi kesehatan rumah sakit dalam sistem informasi kesehatan nasional ?
  7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem informasi kesehatan nasional.
  8. Untuk mengetahui Ruang lingkup sistem informasi kesehatan?
  9. Untuk mengetahui konsep pengembangan system informasi kesehatan?
  10. Untuk mengetahui aplikasi sistem informasi kesehatan pada system informasi rumah sakit?

 

BAB II

PEMBAHASAN

  • Pengertian Sistem Informasi Kesehatan, Dan Bagaimana Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit

Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Serta merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat.  Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data,pengolahan, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.

  • Tujuan Dan Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
  1. Tujuan SIK

Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan untuk :

  1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.
  2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya.
  3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri.
  4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan.
  5. Manfaat SIK

Begitu banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :

  1. Mendukung manajemen kesehatan.
  2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
  3. Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
  4. Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based decision).
  5. Mengalokasikan sumber daya secara optimal.
  6. Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi.
  7. Membantu penilaian transparansi.
  • Prinsip Dan Peranan Sistem Informasi Kesehatan
  1. Prinsip SIK
  2. Mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang berasal dari sektor kesehatan atau pun dari berbagai sektor pembangunan lain.
  3. Mendukung proses pengambilan keputusan diberbagai jenjang administrasi kesehatan.
  4. Disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan kepeutusan.
  5. Disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.
  6. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan datamelalui cara-cara rutin (yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara non rutin (yaitu survei dan lain-lain).
  7. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku dibidang kesehatan dan kedokteran.
  8. Peranan SIK

Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:

  1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
  2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
  3. Health worksforce (tenaga medis)
  4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
  5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
  6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian    dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi      kesehatan. Sub     sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan     subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hokum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain didalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:

  1. Upaya kesehatan
  2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
  3. Pembiayaan kesehatan
  4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
  5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
  6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
  7. Pemberdayaan masyarakat.

Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat      menghasilkan     hal-hal sebagai berikut :

  1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
  2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain.
  3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
  4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
  5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.
  6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.
  7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
  8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
  9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
  10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
  11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
  • System Informasi Di Masa Depan

Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  1. input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
  2. Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan).
  3. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
  4. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
  5. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke bank data nasional (data warehouse).
  6. Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit pelayanan terdepan.
  7. Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
  8. Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda Generik.
  9. Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
  10. Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
  • Pengertian Sistem Informasi Kesehatan Nasional.

Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama yang saling mneguntungkan.  SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan. SIKNAS di bagun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehtan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari himpunan atau jarngan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau kota.

Tantangan SIKNAS : Pelaksanaan SIKNAS di era desentralisasi bukan menjadi lebih baik tetapi malah berantakan.  Hal ini dikarenakan belum adanya infrastruktur yang memadai di daerah  dan juga pencatatan dan pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banya overlaps sehingga dirasaka sebagai beban oleh daerah.

Untuk mewujudkan SIKNAS (Sistem Informasi Kesehatan Nasional) yang diharapkan akan sangat membantu dalam pelayanan kesehatan nasional ternyata masih menemui banyak kendala didalam pengembangannya sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :

  1. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal

Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas menyebabkan para manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data atau infromasi untuk mendukung pengambilan keputusannya

  1. Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang dikembangkan

Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat dengan makin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Namun demikikian tuntutan masyarakat yang meningkat ini kurang berkembang di bidang kesehatan karena kurangnya respon dari masyarakat itu sendiri dalam bidang kesehatan.

  1. Pemanfaatan teknologi komputer belum memadai

Biaya untuk teknologi komputer memang besar, ditambah lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam menggunakan teknologi komputer. Apresiasi yang rendah ini dikarenakan oleh alasan materu atau manfaat biaya, yang kurang memadai. Investasi untuk teknologi komputer yang besar belum dapat menjamin akan menghasilkan manfaat yang sepadan jika tidak digunakan dengan benar.

  1. Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan terbatas

Masalah yang paling sering dihadapi adalah masalah finansial. Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih sangat rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaan dan perawatannya.

  1. Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi kesehatan

Kurangnya tenaga ahli dalam mengolah dan memelihara sebuah sistem juga menjadi kendala yang paling sering dihadapai. Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang merangkap tugas atau jabatan lain. Belum lagi ditambah dengan rendahnya keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya teknologi informasi dan manfaatnya.

  • Hubungan Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit Dalam Sistem Informasi Kesehatan Nasional

Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan. Kemudian sistem informasi kesehatan ( SIK ) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ), Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan, dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.

Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:

  1. Upaya kesehatan
  2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
  3. Pembiayaan kesehatan
  4. Sumber daya manusia ( SDM ) kesehatan
  5. Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan
  6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
  7. Pemberdayaan masyarakat.
  • Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
  • Kelebihan-kelebihan sistem informasi yaitu
  1. Sebagai Sarana Pengambilan Keputusan

        Dalam pengambilan sebuah keputusan,peran system informasi sanagatlah penting karena dengan system informasi kita bisa mengetahui daapak ataupun konsekuensi dari keputusan yang nanti kita ambil dalam kehidupan sehari-hari baik itu menguntungkan satu pihak maupun kedua belah pihak yang sedang dalam sebuah masalah.

  1. Sebagai Sarana Penyedia Data

        Dalam hai ini peran system informasi sangatlah vital karena dengan perannya sebagai penyedia data,dia dituntut untuk menyediakan,memfasilitasi bahkan memberikan data yang bermanfaat bagi pengunanya yang sedang dibicarakan di kalangan masyarakat entah itu tentang politik,social,budaya,ekonomi bahkan tentang kehidupan artis yang sedang naik daun.dalam prosesnya memberikan data yang sedang menjadi topic di masyarakat bisa dalam berbagai macam,misalnya radio,televise,majalah,surat kabar bahakan bisa saja melalui social media yang lang ngetrend saat ini.

  1. Sebagai Alat Pengontrol Data

        Sebagai alat pengontrol data maksudnya ialah system informasi juga berperan penting dalam pengontrol data yang beredar di masyarakat agar masyarakat tidak saja mengikuti arus dan bahkan bisa saja menikmati tanpa memperhatikan efek dari data yang disajikan tersebut.disini peran dari system informasi itu sendiri berguna untuk jembatan pengontrol data mana yang layak beredar di masyarak dan mana juga yang tidak layak beredar di masyarakat tapi dengan tetap memperhatikan efek dari data tersebut.

  • Kekurangan-Kekurangan Dari Sistem Informasi yaitu :
  1. Adanya Indikasi Penyalahgunaan Kecanggihan Alat

        Peran system informasi dimasyarakat sangatlah penting bahkan vital jadi tak jarang ada oknum-oknum yang memanfaatkan kecanggihan alat yang sedang berkembang untuk kepentingan segerombolan atau sekumpulan orang-orang yang menyalahgunakan manfaat kecanggihan alat yang sedang berkembang untuk tindak kejahatan.penanganan dalam masalah ini sangatlah sulit karena banyaknya factor-faktor yang menghambat dalam penanganan masalah ini jadi semua kembali ke individu masing-masing untuk mempertimbangkan sisi baik dan sisi buruk dalam mau menggunakan suatu alat tertentu.

  1. Kurangnya Sosialisasi Tentang Pentingnya Sistem Informasi

        Dalam hal ini peran semua pihak mulai dari lapisan bawah sampai lapisan atas harus saling berkoordinasi untuk mensosialisasikan tentang pentingnya peran system informasi agar tidak ada masyarakat yang sampai ketinggalan teknologi di jaman yang sekarang berkembang ini tanpa memandan tingkatan lapisan ataupun derajat social.

  • Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan

Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen pasien (front officemanagement). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:

  1. Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
  2. Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
  3. Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
  4. Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
  5. Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung     maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatattransaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan lain-lain.
  6. Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.

Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporanlaporan mengenai:

  1. Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
  2. Penerimaan kasir secara periodik,
  3. Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien
  4. Rekam medis pasien,
  5. Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan (RL1),
  6. Data morbiditas pasien rawat inap (RL2a),
  7. Data morbiditas pasien rawat jalan (RL2b),
  8. Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
  9. Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik,
  10. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1),
  11. Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.
  12. Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),
  • Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

Ada beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:

  1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem komputerisasi

Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).

  1. Sisteminformasiorganisasiadalahsuatusistemyangdinamis.

Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika perkembangan organisasi tersebut.Oleh karena itu perlu disadari bahwa pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.

  1. Sistem informasi sebagai suatu system harus mengikut isiklus hidup   system.

Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya oleh:

  • Perkembangan organisasi semakin cepat
  • Perkembangan teknologi informasi
  1. Dayaguna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat integritas sistem informasi itu sendiri.

Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan harus dilakukan secara berkesinambungan.

  1. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat bergantung pada strategi yang dipilih untu kpengembangan sistem tersebut.

Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.

  1. Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara menyeluruh (holistik).

Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya  mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu.Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang bangun/desain system informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem.

  1. Informasi telah menjadi aset organisasi.

Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive advantage), karena keberadaan informasi tersebut:

  • Menentukan kelancaran dan kualitas proses kerja
  • Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan
  • Menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun global.
  1. Penjabaran sistem sampai keaplikasi menggunakan struktur hirarki yang mudah dipahami.

Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran sering digunakan istilah Sistem, Subsistem, Modul, Submodul, Aplikasi.

  • Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada system informasi rumah sakit?
  1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit

Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi 2, sebagai berikut:

  1. Rumah Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh:
  • Departemen Kesehatan,
  • Departemen Dalam Negeri,
  • TNI,
  •  
  1. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit

Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:

  1. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
  2. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
  3. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
  4. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
  5. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.
  6. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat.
  7. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
  8. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
  9. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
  10. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
  11. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas, selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
  • Memiliki aspek pengawasan terpadu
  • Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
  • Terbentuknya suatu sistem informasi yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
  • Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
  • Terjaminnya konsistensi data.
  • Orientasi ke masa depan.
  • Pendayagunaan terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai.

Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:

  1. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SIRS,
  2. Penyusunan Rancangan Global SIRS
  3. Penyusunan Rancangan Detail/Rinci SIRS,
  4. Pembuatan Prototipe, terutama untuk aplikasi yang sangat spesifik,
  5. Implementasi, dalam arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras maupun perangkat lunak pendukung.
  6. Operasionalisasi dan Pemantapan.

Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumahsakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yangterpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akantenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya, namunjuga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari systemyang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belummenganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakittersebut, maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagaibeban yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akaninformasi. Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biayauntuk pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknyamasuk dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan olehrumah sakit itu.Perlu disadari sepenuhnya, bahwa penggunaan teknologi informasi dapatmenyebabkan ketergantungan, dalam arti sekali mengimplementasikan danmengoperasionalkan SIRS, maka rumah sakit tersebut selamanya terpaksaharus menggunakan teknologi informasi.Hal ini disebabkan karena perubahandari sistem yang terotomasi menjadi sistem manual merupakan kejadian yangsangat tidak menguntungkan bagi rumah sakit tersebut.

 

BAB III

PENUTUP

  • Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik. Kemudian di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ), Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan.

 

REFERENSI

Departemen Kesehatan. 2012, Roadmap Sistem Informasi dan Kesehatan tahun 2011-2014. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Zhou, Rosalina. 2012.’Hasil Diskusi SIKNAS dan SIKDA’. Dari: www.scribd.com. [14 May 2013]

Adikoesoemo. 2003.manajemen rumah sakit Jakarta : pustaka  Sinar Harapan

Greef, Judith A. 1996.komunikasi kesehatan dan perubahan perilaku.Djokjakarta: Gadjah Mada University Press.

Witarto, Memahami Sistem Informasi, Penerbit Informatika, 2004.

           Fuad, Anis. 2006. Informatika Kesehatan Masyarakat,  Sistem Informasi Manajemen Kesehatan. UGM : Yogyakarta.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi : Yogyakarta

 

Tentang Aep Nurul Hidayah https://www.youtube.com/c/aepnurulhidayah

https://www.youtube.com/c/aepnurulhidayah
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Satu Balasan ke SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL DAN TANTANGAN MASA DEPAN

  1. ipank berkata:

    mantap kang aep blokx 😀

Tinggalkan komentar